Sabtu, 18 Juni 2011

JELAJAH KLOPAK

JELAJAH KLOPAK ( 3 )
Minggu ,22 Kandughiketek 1428 H./ 5 Agustus 2007

Bertolak dari Batu Tuanku,Tim kali ini hanya Ajuong Tongga yang terdiri dari 4 orang yaitu Ketua,Sekretaris/ Penulis/Cameraman dan dua orang Tokoh Pemuda yaitu Ariansyah A.Md dan Kudrin.Pertama Tim membidik lokasi pengerukan tanah pasir dibagian belakang areal Perkuburan Belok Pulasan dimana tebing bagian Utara Sungai Batang Nata semakin berangsur punah terkikis dan runtuh ulah penambang galian tipe C oleh dua orang pengusaha putra daerah Labuhan Ajuong. Menurut pengamatan Tim,jika hal ini berlanjut akan mengakibatkan tahun 2020 nanti, masyarakat tidak berkubur lagi disitu dan terpaksa ke Jalan Japang atau Guguong. Untuk itu perlu peninjauan kembali Surat Izin Pengolahan para pengusaha tersebut demi untuk kebaikan masyarakat Labuhan Ajuong khususnya dan masya rakat pegguna lalu lintas pada umumnya karena semakin dekat dengan jalan raya Nata Mandailing.
Kemudian Tim langsung menuju areal perbatasan bagian Utara Sungai Batangnata yaitu Anak Ayie Kucieng Jalang sampai ke pinggir jalan umum Mandailing Nata dengan Ajuong Tongganya dan membidik areal Lembah Bukik Bandera yang merupakan tapal batas dengan Desa Setia Karya Nata yang berada 1 KM dari Ibukota Kecamatan Nata.
Selanjutnya Tim meneruskan penjelajahan ke areal tapal batas bagian Selatan pinggir Sungai Batang Nata dengan Pasar V Nata (Jambuo Aceh). Tepat masuknya waktu Zhuhur,Tim sampai ke Anak Ayie Kolek Kuali dan langsung melewati muaranya bersandar di tapian tempat berkebunnya salah seorang pelaku pemancangan papan tanda batas desa yang dipasang mereka di Jembatan Pulasan yang merupakan pencaplokan tanah ulayat Kampung Sawah alias Labuhan Ajuong sepanjang 1 KM dari batas seharusnya.
Sdr.Adisman berkilah bahwa pemancangan tapal batas tersebut adalah ulah cerdik pandai desa Setia Karya Nata dan perseteruan antara seorang putra daerah Labuhan Ajuong yang berada di Medan dengan oknum Kepala Desa Setia Karya Nata .
Kami berkesimpulan bahwa gara-gara pertengkaran antar pribadi satu keluarga, masyarakat kedua desa tersebut berantakan,jika hal itu asal mula masalahnya sesuai yang dikatakan Adisman,sangatlah mema lukan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar